Di masa-masa sulit seperti pandemi COVID-19 ini, tidak sedikit kalangan yang mulai merintis usaha rumahan untuk mencari penghasilan tambahan atau sebagai sumber penghasilan baru. Usaha bordir atau sablon rumahan dapat menjadi pilihan merintis usaha dengan modal cukup kecil. Namun, sebelum Anda mulai merintis usaha sablon atau bordir, pelajari terlebih dahulu perbedaan sablon dan bordir serta potensi usahanya.
Perbedaan dan Kelebihan Sablon dan Bordir
Sablon atau cetak saring adalah teknik pencetakan yang menggunakan layar berbahan dasar nilon, sutra, atau kain kasa dengan kerapatan tertentu. Layar bertindak sebagai cetakan negatif dan direntangkan setegang mungkin agar hasil cetakan rata.
Teknik sablon memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan teknik bordir, antara lain:
- Template pola dapat digunakan untuk membuat beberapa cetakan sekaligus untuk produksi masal.
- Satu cetakan dapat digunakan berkali-kali.
- Pengaplikasian lebih mudah.
Bordir atau sulam, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti “hiasan dari benang yang dijahitkan pada kain”. Berbeda dengan sablon, pola dibuat menggunakan media benang berwarna yang disulam menggunakan jarum dengan teknik-teknik tertentu, baik manual dengan keterampilan tangan atau dengan bantuan komputer.
Dilansir dari fitinline.com, bordiran, terutama bordir komputer, memiliki kelebihan tersendiri, antara lain:
- Pola atau desain dapat diaplikasikan pada bahan kain apapun.
- Produksi desain yang sama dapat dilakukan lebih cepat.
- Pola yang dihasilkan lebih rapi dan presisi.
- Kombinasi warna cetak lebih luas.
- Tidak bergantung pada keterampilan manusia.
Pengaplikasian Sablon dan Bordir
Pengaplikasian Sablon
Pembuatan sablon diawali dengan membuat pola cetakan pada layar. Pola yang akan dicetak terlebih dulu digambar di media lain seperti jenis kertas HVS atau lembaran plastik lalu dipotong dan ditempelkan pada kain layar. Kemudian, kain yang sudah ditempeli pola diberi larutan khusus dan disinari agar larutan mengeras dan tidak dapat ditembus tinta atau cat, kecuali pada bagian pola yang akan dicetak.
Layar yang sudah berpola kemudian direntangkan setegang mungkin dan ditahan menggunakan bingkai. Media yang akan disablon direntangkan pada permukaan rata dan letakkan layar di atas bahan. Tuangkan cat/tinta secukupnya pada layar, lalu ratakan dengan menggunakan rakel berbahan karet/kayu/alumunium. Keringkan bahan yang sudah disablon dengan cara dijemur atau menggunakan pengering rambut.
Baca juga: Biar Semangat, Lihat 10 Contoh Desain Kaos Badminton Ini
Pengaplikasian Bordir
Pengaplikasian bordir atau embroidery dapat dibagi ke dalam dua macam cara, yaitu menggunakan komputer dan menggunakan tangan secara manual. Dalam pembuatan bordiran menggunakan komputer, pola dirancang secara digital menggunakan perangkat komputer yang tersambung dengan mesin jahit/bordir.
Pembuatan bordiran secara manual membutuhkan keterampilan tangan dan ketelitian yang sangat tinggi. Pertama-tama, pola acuan digambar pada kertas kalkir atau langsung pada media yang akan dibordir. Penjahit kemudian membordir pola tersebut dengan menggunakan mesin khusus bordir. Pembordir yang sudah ahli bahkan sanggup membordir pola langsung tanpa bantuan gambar pola acuan.
Potensi Usaha Rumahan
Baik sablon maupun bordir adalah jenis usaha yang cukup menjanjikan. Skala usahanya pun bervariasi, mulai dari skala rumahan hingga setingkat pabrik konveksi. Modal yang dibutuhkan pun menyesuaikan dengan skala usaha yang akan dibangun. Akan tetapi, untuk skala usaha rumahan, baik usaha sablon maupun bordir membutuhkan modal yang tidak terlalu besar.
Mengutip dari bisikanbisnis.com, modal awal yang dibutuhkan untuk memulai usaha sablon manual berkisar antara 300.000 hingga 1.000.000 rupiah. Jumlah tersebut dialokasikan untuk alat dan bahan pembuatan screen, meja afdruk, rakel, cat, dan alat pendukung lainnya.
Untuk memulai bisnis sablon digital membutuhkan modal yang sedikit lebih besar. Hal ini karena harga peralatan dan cat yang dibutuhkan lebih tinggi. Dengan modal awal mulai empat juta rupiah, Anda sudah bisa mulai merintis usaha sablon rumahan dengan metode cetak sublim. Angka tersebut sudah termasuk harga printer sublim, tinta, dan bahan yang akan disablon.
Sementara itu, usaha bordir membutuhkan modal lebih besar dibandingkan dengan usaha sablon. Jika Anda sudah memiliki keterampilan dalam membuat bordir manual, Anda perlu merogoh kocek sekitar empat juta rupiah untuk membeli mesin bordir baru. Tentu saja modal tersebut bisa ditekan jika Anda membeli mesin bordir bekas.
Merintis usaha bordir komputer membutuhkan modal lebih besar, karena selain membutuhkan mesin sablon komputer, Anda juga membutuhkan perangkat PC atau laptop untuk mendesain pola bordir. Jika dihitung, modal yang Anda butuhkan untuk memulai merintis usaha bordir komputer rumahan berkisar di angka tujuh juta rupiah.
Akhir kata, baik sablon maupun bordir memiliki kelebihan masing-masing. Perbedaan sablon dan bordir terletak pada teknik pembuatan, bahan baku yang digunakan, bahan yang dapat diaplikasikan, serta keterampilan dan modal awal yang dibutuhkan. Akan tetapi, keduanya dapat menjadi pilihan untuk Anda yang ingin mulai merintis usaha di rumah.